Kisah Pengabdian Seorang Dokter Perempuan di Kamp Pengungsian Palestina "Sebagai seorang Kristen fundamentalis, dulu aku mendukung Israel, membenci orang-orang Arab, dan memendang PLO sebagai teroris yang harus dikutuk dan ditakuti.
Pengalamanku di Sabra-Shatila menyadarkanku bahwa orang Palestina adalah manusia. Seperti orang-orang lain, aku harus menghadapi kenyataan yang pahit, aku harus bertobat - kebodohan dan prasangkaku telah membutakan mataku dari penderitaan bangsa Palestina. Buku ini adalah kesaksianku." Lingkungan religi dr. Ang Swee Chai membuat ia mendukung Israel.
Media internasional menimbulkan kesan bahwa orang Arab adalah teroris. Namun, pada 1982, saat Israel menyerang Beirut dengan brutal, dr. Ang mulai mempertanyakan anggapannya itu. Mendengar bahwa dibutuhkan sukarelawan ahli bedah untuk merawat para korban perang di Beirut, Ia memutuskan untuk mengajukan diri. Ia berhenti dari pekerjaannya di rumah sakit, ia tinggalkan suami tercintanya di London, menuju Beirut yang dicabik-cabik perang.